Friday, April 3, 2009

Untuk mengatasi kesulitan para anggota ABUSYO (Keluarga Alumni SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar di Yogyakarta) dalam memperoleh Majalah MABES 2009 (Media Apresiasi dan Berita ABUSYO), maka Co.Divisi LITBANG (Armando RP) menerbitkan juga MABES 2009 edisi elektronis yang dapat didownload secara cuma-cuma. Isi media versi elektronis ini sama saja dengan versi biasa.
Silahkan diunduh sesuai kebutuhan pada link di bawah ini :

MABES Maret 2009
MABES April 2009 (Coming Soon)

NB : Jangan lupa untuk ikut serta dalam setiap event yang diadakan div.LITBANG Abusyo

Sebuah Kisah Klasik dari Kampus UGM

AKHIRNYA AKU MENGENAKAN JAS ITU….

Setelah belajar siang-malam, ikut bimbingan, banting tulang di try-out, dan berbagai testing masuk peguruan tinggi, pada 4 Juni 2007 jawaban kerja keras itu datang juga, SMS dari nomor 7890 berbunyi :

“SELAMAT 1700150131, ANDA LULUS DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UGM, REGISTRASI DI KPTU FAK.TEKNIK UGM.”

Ah, cobaan itu terjawab sudah. Akhirnya aku mengenakan jas krem abu-abu, tanda kebesaran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Di dada ku terpampang warna biru sebagai symbol Fakultas Teknik, dan di lengan berdiri megah lambang petir Teknik Elektro.

Aku tidak peduli UI, ITB, dan ITS lagi. Bahkan Teknik Telekomunikasi IT Telkom yang sudah lulus, langsung aku lupakan. Teknik Elektro UGM coy…Best University in Indonesia versi berbagai sumber. Jogja I’m coming….

WOW…SO THIS IS MY UNIVERSITY….

Hmm..ga disangka dan tidak diduga, hari-hari ku di JTETI (Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi) dipenuhi berbagai cobaan. Semester I, masih gampang banget trus Semester II dah mulai gawat karena dapat banyak nilai C. Disinilah warna2 pertobatan dimulai, semester III yang menyiksa, dapat aku lalui dengan kepala tegak (well...GPA ku naik lho..hehe..Urutannya sejak semester I : 3.37, 2.96 & 3.41).

Ga nyesal juga menempati bangku yang disediakan untuk 200 putra-putri terbaik bangsa di Teknik Elektro UGM ini. (Sebenarnya aku heran kenapa banyak teman cah ’07 yang pindah ke STAN dan ITB, apa karena ga tahan ama kurikulum TE? Who knows).

STL (SISTEM TENAGA LISTRIK) ATAU SIE (SISTEM ISYARAT DAN KENDALI) ??

Huh…How a 4th semester ?? Ampun….inilah fase terberat yang pernah aku jalani selama kuliah. Dihadapkan dengan pilihan sulit pemilihan konsentrasi dalam teknik elektro. STL atau SIE.

Sekedar informasi, STL adalah Konsentrasi yang memfokuskan pada kasus-kasus kelistrikan arus kuat (mayoritas kerja di PLN), sedangkan SIE adalah konsentrasi yang memfokuskan pada kasus kasus kelistrikan arus lemah.

So…dengan semangat ’45 ingin bergelut dengan dunia telekomunikasi, akhirnya aku memantapkan langkah ke SIE TELE (Julukan kerennya Telecommers UGM). Wow..Pilihan yang berisiko tinggi karena SIE TELE adalah salah satu jurusan yang paling sulit dalam dunia ke-elektro-an. God, I need You…

Sekarang pilihan itu harus aku pertanggungjawabkan. Tiada hari tanpa tugas, tiada hari tanpa kuliah, dan tiada hari tanpa belajar. Semuanya demi anak-istri kelak…(Padahal lagi jomblo)

BACK TO FUTURE, CISCO NETWORKING ACADEMY…

Belum puas hanya disibukkan dengan beban kuliah yang horror, lagi-lagi aku membuat suatu keputusan kontroversial. Mata batin ku tertuju pada Cisco Networking Academy (CNA), sebuah lembaga pelatihan dan pembelajaran jaringan (networking) teknologi informasi. Topik-topik yang diberikan dalam ekskul ini sangat menarik dan bermanfaat untuk orang-orang yang ingin berkecimpung dalam bidang Information Technology (IT). Merintis jalan jadi orang kaya..hehe..

Kebetulan jurusan ku memiliki academy ini, jadilah aku termasuk salah satu dari jutaan orang di seluruh dunia yang terdaftar dan terkoneksi sebagai CNA student….Keren kan…Yo’i

KRITIK UNTUK UNIVERSITAS GADJAH MADA…

Bangga rasanya bisa menjadi bagian dari UGM, world research university yang berbasis kerakyatan. Tapi sebenarnya sangat banyak kekurangan yang dimiliki blue campus ini. Bingung juga, apakah ini hanya perasaanku aja atau gimana. Kadang aku merasa kalau UGM ini penuh dengan kecacatan. Baik dalam hal SDM mahasiswa, SDM administrasi, bahkan SDM dosen-dosennya. Fungsi sebagai salah satu kampus yang diincar beribu-ribu calon mahasiswa terbaik Indonesia belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Sebagai contoh di Teknik Elektro (Jurusan peringkat 2 terbaik UGM dalam bidang IPA setelah Pendidikan Dokter) masih banyak ditemui mahasiswa yang sangat kurang dari sisi akademis (Kayaknya nggak cocok lulus di UGM deh, tapi anehnya koq bisa lulus). Masih banyak juga ditemui petugas administrasi yang aneh. Apakah identitas kampus kerakyatan membuat kampus ini penuh dengan petugas berbahasa jawa yang notabene hanya dapat dimengerti oleh sebagian orang saja. Kemampuan petugas-petugas ini juga sangat mengkhawatirkan untuk kampus sekelas UGM.

Oke..lupakan kasus mahasiswa dan petugas administrasi itu. Bagaimana staff pengajar (dosen)? Di TE pada khususnya, masih ada juga dosen yang tidak memiliki kemampuan IT yang memadai. Padahal Teknik Elektro seharusnya menjadi lumbung perkembangan teknologi di UGM ini.

Sejujurnya kadang timbul perasaan menyesal memilih perkuliahan di Teknik Elektro UGM. Mengapa dulu aku tidak ikut SPMB mengambil ITB atau UI, walaupun ditentang oleh orangtua yang sudah kadung kepincut nama besar UGM. Tapi perasaan itu buru-buru kutarik. Ternyata di kampus TE sangat banyak manusia-manusia berbakat dengan otak yang super jenius. Lho koq tiba2 berubah..?? Hal inilah yang aku dapatkan dalam konsentrasi Sistem Isyarat dan Elektronika (SIE). Disinilah mahasiswa2 terbaik JTE-UGM bersaing dalam dunia elektronika arus lemah (Sistem Kendali, Sistem Telekomunikasi, Sistem Pengolahan Isyarat, dan Sistem Elektronika). Semangat teknika itu pun muncul lagi, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Kompetisi ketat yang aku harapkan akhirnya tercapai juga. I love my department….

Aku tidak mau berusaha jadi emas terbaik diantara lumpur hitam, tapi aku mau jadi emas baik diantara berlian2 terbaik di dunia. Aku mau jadi mahasiswa baik diantara mahasiswa terbaik Indonesia..